Aktifis Buruh Migran Menjadi Dosen Berprestasi Tingkat FISIP

[unsoed.ac.id, Rab, 10/9/14] Alumni Sosiologi kembali mengukir prestasi menjadi nomor satu dalam seleksi Dosen Berprestasi tingkat FISIP. Bernama lengkap Tyas Retno Wulan, memperoleh gelar doktor sosiologi di IPB Bogor. Staf Pendidik Jurusan Sosiologi FISIP Unsoed ini memiliki segudang prestasi dan secara akademik telah diakui kepakaran di bidang pemberdayaan buruh migran. Papernya telah banyak mengisi media serta menjadi narasumber baik dalam skala nasional maupun internasional.

Pada gelaran Dosen Berprestasi tingkat Fakultas beliau memaparkan ‘paper’ dengan judul ‘Peran Strategis UNSOED untuk melindungi dan memberdayakan Buruh Migran Indonesia (BMI)’. Berawal dari keprihatinan Bu Tyas melihat kompleksitas persoalan BMI dan keluarganya. Tercatat sekitar 6 juta orang bekerja di luar negeri. Sebagian besar (80%) adalah perempuan yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, dan pasti sangat rawan menghadapi berbagai persoalan. Kebaruan dalam penelitian ini berupa remiten sosial yang belum pernah dikaji di Indonesia sekaligus pemberdayaan yang dilakukan peneliti terhadap BMI. Hingga kajian penelitian ini mendapatkan penghargaan dari Ford Foundation melalui Indonesia Scholar Dissertation Award (ISDA).

BMI selama ini hanya dianggap menghasilkan remiten ekonomi. Remiten para pekerja migran internasional adalah sumber pendapatan. Selanjutnya memunculkan kiriman ke daerah asal (Remiten) yang akan dialokasikan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Kajian Bu Tyas menunjukkan bahwa para BMI juga menghasilkan remiten sosial yang terkadang nilainya lebih tinggi dibanding nilai remiten ekonomi. Bentuk remiten sosial berupa pengetahuan, gagasan dan kapital sosial yang terbukti dapat memberdayakan BMI di Banyumas.  Sebagai contoh personil BMI telah fasih berbahasa Mandarin, maka mereka menjadi guru serta mengenalkan budaya mandarin kepada anggota lainnya. Bagi BMI yang ahli memasak ala Chinese food, diharapkan mereka dapat melatih teman-temannya. Ujungnya adalah pemberdayaan pada BMI dan lingkungan dengan memanfaatkan ketrampilan dan kemampuannya.

Peran strategis UNSOED dapat diwujudkan dengan cara mengintegrasikan dan mensinergikan hasil penelitian, pendidikan serta diaplikasikan kepada masyarakat. Untuk itulah Ibu Tyas berusaha semaksimal mungkin melakukan upaya dalam melakukan perlindungan dan pemberdayaan BMI dengan mengintegrasikan hasil penelitian, pengabdian masyarakat dan pendidikan. Model perlindungan dan pemberdayaan semacam ini telah terbukti memberikan motivasi bagi para BMI untuk berkarya sekaligus memberdayakan BMI untuk melindungi hak-hak mereka sebagai warga negara.

FISIP UNSOED, Maju Terus Pantang Menyerah !