Kuliah Umum Sosiologi Pendidikan

Program Studi Magister Sosiologi menyelenggarakan Kuliah Umum selama 2 hari dengan tema “Eksklusi Sosial: Pendidikan, Perempuan, Dan Gender”, di Ruang Sidang FISIP, Jumat (6/4) dan Sabtu (7/4) dengan tema “Dampak Globalisasi terhadap Sistem dan Proses Pendidikan”. Kuliah umum ini menghadirkan Narasumber Dr. Subi Sudarto (Kasi Pendidikan Berkelanjutan, Direktorat Bindiktara, Ditjen PAUD dan DIKMAS, Kemdikbud RI) .Hadir para Dosen , Para Mahasiswa Program Studi S1 dan S2.

Narasumber Dr. Subi Sudarto dalam pemaparannya pada hari pertama menyampaikan bahwa dalam masyarakat perlu adanya kesetaraan dan keadilan gender bagi laki-laki dan   perempuan untuk memperoleh kesempatan  dan hak-haknya sebagai manusia agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya,pertahanan dan keamanan, dan kesamaan   dalam menikmati hasil pembangunan tersebut
Dr. Subi Sudarto dalam pemaparan pada hari kedua yaitu bahwa dalam mendiskusikan pendidikan dan mobilitas sosial di masyarakat post industrialis, kita harus mengerti dari mana memulainya dan Penting membuat poin dari stratifikasi, ketika pendidikan paruh waktu diikutsertakan. Terdapat pendidikan yang dipertimbangkan yang berasal dari masing-masing sosial mobilitas individu dalam sistem industrialisasi.
FISIP Unsoed….Maju Terus Tidak Kenal Menyerah…!!!

Jurusan Sosiologi Gelar Seminar Literasi New Media

Bertempat di Aula FISIP Unsoed Senin (02/04), Jurusan Sosiologi bekerjasama dengan CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) dan Kertagama Humanus (Journal of Humanities and Social Sciences) adakan Seminar Literasi New Media. Acara yang dihadiri oleh mahasiswa dan dosen di lingkungan FISIP Unsoed ini dkemas dalam format Talkshow, sehingga suasana menjadi sangat komunikatif dan menarik peserta. Hadir sebagai narasumber lima pakar literasi media, yaitu Dr. Pratama Dahlian Persadha, Prof. Dr. Irwan Abdullah, Prof. Dr. Heru Nugroho, Dr. Arie Sujito dan Dr. Sugeng Bayu Wahyono. Materi yang disampaikan Dr. Pratama Dahlian Persadha (Ketua CISSReC) berjudul “Mewujudkan Literasi Digital yang Aman dan Sehat di Era New Media.

Ketua Jurusan Sosiologi, Dr. Tyas Retno Wulan, M.SI., dalam sambutanna mengemukakan, kegiatan ini dilaksanaan untuk memberikan gambaran tentang pentingnya peningkatan kesadaran dan pemahaman mengenai literasi media baru. Terlebih dijaman sekarang, Perkembangan teknologi informasi tidak terelakkan lagi, meskipun di satu sisi perkembangan tehnologi bisa merusak tata nilai masyarakat. Dekan Fisip Unsoed Dr. Jarot Santoso, M.S., mengemukakan media atau teknologi bukan sesuatu yang baru bagi mahasiswa, saat ini semua berita di belahan bumi manapun ada di genggaman tangan, untuk itu perlu kesadaran dan pemahaman masyarakat terutama  mahasiswa mengenai literasi media baru.

Mengawali paparannya Dr. Pratama Dahlian Persadha, menyampaikan bahwa literasi jaman “Now” ditandai dengan  penggunaan internet, cepat, banyak model, media sosial semakin dominan namun rawan hoax dan makin tidak aman. Informasi saat ini dicirikan dengan sumber informasi darimana saja, pemberitaan relatif tidak bisa dikendalikan, dan penuh hoax dengan berbagai motif, dari politik sampai ekonomi, bahkan sekedar menambah traffic web. Kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia, di Amerikapun 23% penduduk dewasanya pernah menyebarkan berita hoax. Di Indonesia terdapat 143,26 juta jiwa (54,68%) merupakan pengguna internet, rata-rata internet per hari masyarakat ndonesia hampir 9 jam, dengan 72% akses lewat smartphone, sehingga informasi bisa menyebar dengan sangat cepat. “Sayangnya 89,35% mengakses layanan chating dan hanya 7,35% merupakan layanan perbankan atau perniagaan”, tegasnya.

Kerangka literasi media meliputi proteksi, pemberdayaan dan hak-hak. Untuk mewujudkankannya diperlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah harus segera menyelesaikan UU Perlindungan Data Pribadi, yang mewajibkan penyedia layanan jasa sistem elektronik harus  bertanggungjawab apabila ada kebocoran. Masyarakat juga harus diberikan edukasi agar tidak sembarangan mengumbar data pribadi di internet dan dimana saja. Masyarakat harus diarahkan pada kegiatan positif di dunia siber, bisa kewirausahaan maupun kegiatan social sehingga menjadi relative tidak ada waktu untuk beraksi pada konten hoax. Sehingga  diharapkan area digital bisa diisi dengan konten-konten positif, dengan teknologi, pendapat dan suara masyarakat Indonesia akan didengar lebih luas dan lebih sering, dari WORD of MOUTH menjadi WORLD of MOUTH.

         

FISIP Unsoed….Maju Terus Tidak Kenal Menyerah…!!!