Percepat Masa Studi, Sosiologi Gelar Workshop untuk Mahasiswa S2

Tesis merupakan masa penulisan karya ilmiah magister dapat menjadi hambatan untuk dapat menyelesiakan studi magister menjadi lebih panjang. Masa studi lebih panjang karena biasanya mahasiswa tidak memahami cara penyusunan tesis.
Untuk meningkatkan kapabilitas tersebut maka pada Jumat 16 November 2018, Prodi S2 Sosiologi Unsoed menyelenggarakan Workshop Penulisan Tugas Akhir. Workshop tersebut menghadirkan narasumber Prof. Irwan Abdullah dari UGM.

Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para mahasiswa pascasarjana pada research design tesis sehingga dapat mempercepat penyelesain studi Magister Sosiologi. Selain itu, setelah mengikuti kegiatan ini mahasiswa program master sosiologi dapat menyusun research design dengan tepat dan cepat sehingga dapat menyelesaikan studi tepat waktu.
Pelaksanaan workshop didasarkan pada kebutuhan para peserta workshop. Nara sumber memahami kebutuhan para mahasiswa S2 agara dapat menyusuna research design secara cepat dan benar serta baik. Metode workshop didasarkan pada kebutuhan mahasiswa, yaitu dengan menggali judul penelitian setiap mahasiswa. Judul-judul tersebut menjadi bahan penjelasan dan diskusi workshop mengalir dari mulai pendahuluan, teori, metode penelitian, hasil dan pembahasan (laporan penelitian)

Inisiasi Mahasiswa Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Sebagai Salah Satu Bentuk Penjaminan Mutu Jurusan Sosiologi

Dr. Tyas Retno Wulan, M.Si. selaku  Ketua Jurusan Sosiologi pada Hari Kamis, 27 September 2018, bertempat di ruang kelas Magister Ilmu Administrasi, menginisiasi Mahasiswa ADik dalam rangka menggali informasi terkait permasalahan  yang dialami Mahasiswa ADik. Ketua  Jurusan  Sosiologi  ini juga mengemukakan beberapa hal yang terkait dengan Motivasi Perkuliahan Indonesia Timur (Mahasiswa ADik), sebagai salah satu bentuk penjaminan mutu yang dilakukan Jurusan Sosiologi untuk senantiasa meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Kegiatan inisiasi ini juga dihadiri  Kusja, S.IP  selaku Kepala Bagian Akademik,  memberikan apresiasi atas inisiasi Dr. Tyas Retno Wulan, M.Si dalam memotivasi Mahasiswa ADik. Ada beberapa jenis ADik seperti ADik Papua, ADik Papua Barat, Adik 3T (Terdepan,Terluar dan Tertinggal), di samping itu ada juga ADik TKI  yaitu mahasiswa yang orang tuanya menjadi TKI di luar negri. Lebih lanjut  Kusja, S.IP. mengungkapkan pentingnya nilai-nilai Soedirman sebagai penyemangat Mahasiswa Adik yang ada di Universitas Jenderal Soedirman.
Inisiasi Mahasiswa ADik ini, dalam rangka memotivasi mahasiswa dari Indonesia Timur (Mahasiswa ADik), maka Jurusan Sosiologi mendatangkan Fadlin, ST., M.Eng. selaku narasumber dalam kegiatan ini.  Kebetulan Fadlin, ST., M.Eng. adalah Dosen Jurusan Teknik Geologi Fakultas Sains dan Teknik yang juga berasal dari Indonesia Timur. “Perlunya Mahasiswa ADik membuat peta kehidupan sebagai mahasiswa sehingga mahasiswa mampu mengontrol keberhasilan dan kegagalan yang ada, selain itu dperlukan manajemen waktu yang tepat.” ungkap Fadlin, ST., M.Eng.
Kegiatan  ini tidak hanya dihadiri  mahasiswa  ADik yang ada di Jurusan Sosiologi, namun ternyata kegiatan ini diapresiasi dan dihadiri Mahasiswa ADik  yang ada di Universitas Jenderal Soedirman, suasana kegiatan diwarnai dengan diskusi dua arah yang semarak.

JURUSAN SOSIOLOGI SELENGGARAKAN WORKSHOP PERCEPATAN PENYELESAIAN TUGAS AKHIR

Jurusan Sosiologi selenggarakan Workshop Percepatan Penyelesaian Tugas Akhir pada Hari Sabtu, 6 Oktober 2018, bertempat di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Workshop ini dibuka oleh Dekan Fisip, Dr. Jarot Santoso, M.S., “pentingnya workshop ini, karena selaras dengan kontrak kinerja antara dekan dengan universitas seperti percepatan tugas akhir mahasiswa. Selain itu, juga memberikan apresiasi untuk Jurusan Sosiologi yang menyelenggarakan workshop ini dalam rangka mempercepat penyelesaian tugas akhir.” ungkap Dr. Jarot Santoso, M.S., dalam sambutannya. Wakil ketua workshop ini, Dr. Arizal Mutahir, M.A, mengungkapkan masih banyak mahasiswa yang menyelesaikan tugas akhir atau skripsi lebih dari satu semester, sehingga perlu adanya mekanisme atau formula yang tepat agar mahasiswa dapat mempercepat tugas akhirnya. “Tujuan diselenggarakan workshop ini, sebagai salah satu upaya yang dilakukan Jurusan Sosiologi agar mempercepat proses masa studi mahasiswa dalam penyelesaian tugas akhirnya.”ungkapnya. Dr. Hakimul Ikhwan dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini sebagai narasumber workshop, memaparkan tiga materi sebagai berikut: 1. Sesi 1 : Karya Ilmiah. 2. Sesi 2: Tema Penelitian. 3. Sesi 3: State of The Art Penelitian; Teori sebagai Landasan Analisis.

Peserta workshop ini adalah Mahasiswa Jurusan Sosiologi Angkatan 2015 dan fasilitator workshop ini adalah Dosen di Jurusan Sosiologi.Suasana diwarnai dengan diskusi dua arah yang semarak. Dr. Tri Wuryaningsih, M.Si selaku Ketua Workshop ini menutup acara sekaligus memberikan apresiasi atas antusias dari mahasiswa sebagai peserta dan dosen sebagai fasilitator dalam Workshop Percepatan Penyelesaian Tugas Akhir ini.

Dr. Tyas Retno Wulan, M.Si., Mendapat Penghargaan Unsoed Award 2018 Sebagai Dosen Dalam Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat.

Bertempat di Graha Widyatama, 3 Oktober 2018 berlangsung kegiatan Dies Natalis Unsoed ke-55. Salah satu kegiatan dies adalah pemberian penghargaan Unsoed Award 2018, dan Dr. Tyas Retno Wulan, M.Si. mendapat Unsoed Award 2018 sebagai dosen dalam bidang pengabdian kepada masyarakat.

Dr. Tyas Retno Wulan, M.Si., selama ini bergelut di bidang pengabdian kepada masyarakat  terutama  yang  terkait dengan Buruh Migran Indonesia (BMI). Lebih lanjut Dr. Tyas Retno Wulan, M.Si., mengungkapkan buruh migran juga  menghasilkan remiten sosial, tidak sekedar remiten ekonomi. Remiten sosial berupa pengetahuan, gagasan dan kapital sosial lainnya.

Salah satu kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan Dr. Tyas Retno Wulan, M.Si. adalah  Gerakan Sosial Perlindungan Anak Buruh Migran dan Pembuatan model berupa film “The Power of Children Left Behind”. Film berjudul  “The Power of Children Left Behind”.  Ini terdaftar dalam Film/Hak cipta No 000111444 Tahun 2018.

Dr. Tyas Retno Wulan, M.Si. mengungkapkan pentingnya  tridharma  perguruan tinggi  seperti pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam persoalan-persoalan yang dihadapi buruh migran. Mengintegrasikan kegiatan tri dharma perguruan tinggi telah terbukti memberikan motivasi, perlindungan sekaligus memberdayakan BMI agar paham akan hak-haknya. “Pembentukan Paralegal BMI Banyumas menjadi salah satu solusi perlindungan bagi BMI.” Ungkap Dr. Tyas Retno Wulan, M.Si.

Lokakarya RPS Sebagai Salah Satu Bentuk Penjaminan Mutu Jurusan Sosiologi

Lokakarya RPS (Rencana Pembelajaran Semester) yang diselenggarakan Jurusan Sosiologi pada  Hari  Jumat  dan  Sabtu, 24 dan 25 Agustus 2018, bertempat  di Hotel Surya Baturraden. Lokakarya dipimpin Ketua Jurusan Sosiologi, Dr. Tyas Retno Wulan,M.Si., Dalam sambutannya  Dr. Tyas Retno Wulan, M.Si., mengemukakan  beberapa hal yang terkait dengan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Semester Ganjil Tahun Akademik  2018/2019, sebagai salah satu bentuk penjaminan mutu yang dilakukan Jurusan Sosiologi untuk senantiasa meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

Koordinator Program Studi S1 Sosiologi Dr. Nanang Martono, M.Si, mengungkapkan tujuan diselenggarakan lokakarya  ini, agar ada pembaharuan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dalam rangka persiapan Semester Ganjil Tahun Akademik 2018/2019. Proses pembelajaran berbasis bahan ajar dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Peserta lokakarya  ini adalah  Dosen  Jurusan  Sosiologi, pemaparan RPS yang dilakukan oleh dosen yang mengajar di Jurusan Sosiologi diwarnai dengan diskusi dua arah yang semarak. Dr. Joko Santoso, M.Si selaku Wakil Dekan I (Bidang Akademik) berkenan menutup acara lokakarya ini sekaligus memberikan apresiasi atas inisiatif pengurus jurusan dalam menyelenggarakan Lokakarya RPS Semester Ganjil 2018/2019 dan memberikan  apresiasi atas partisipasi dan antusias dosen Jurusan Sosiologi dalam mengikuti kegiatan lokakarya ini.

Nanang Martono, Juara I Dosen Berprestasi FISIP Tahun 2018

FISIP Unsoed, Kamis (26/7) menggelar seleksi dosen berprestasi tingkat fakultas. Dosen yang terpilih menjadi juara I dalam seleksi ini akan diikutkan dalam seleksi dosen berprestasi tingkat universitas.

Seleksi diikuti lima calon, setiap calon mewakili lima program studi di FISIP. Kelima calon tersebut adalah Nanang Martono (Prodi Sosiologi), Slamet Rosyadi (Prodi Ilmu Administrasi Negara), Wiwik Novianti (Prodi Ilmu Komunikasi), Andi Ali Said Akbar (Prodi Ilmu Politik), dan Agus Haryanto (Prodi Ilmu Hubungan Internasional). Hadir sebagai juri dalam seleksi tersebut adalah lima ketua jurusan di FISIP, yaitu: Tyas Retno Wulan (Kajur Prodi Sosiologi), Wahyuningrat (Kajur Prodi Ilmu Administrasi Negara), Agung Nugroho (Kajur Prodi Ilmu Komunikasi), Lutfi Makhasin (Kajur Prodi Ilmu Politik), dan Muh. Yamin (Kajur Prodi Ilmu Hubungan Internasional).
Dalam seleksi tersebut, setiap calon yang diajukan setiap prodi mempresentasikan hasil karya yang berupa hasil penelitian yang menjadi unggulan. Hasil seleksi memilih Nanang Martono, calon yang diajukan dari Prodi Sosiologi sebagai juara pertama. Dalam presentasinya, Nanang mennyoroti kebijakan zonasi yang dikaitkan dengan masalah kekerasan simbolik di sekolah. Dalam rangkaian penelitian yang dilakukannya sejak 2012 hingga 2018, Nanang menyebutkan bahwa kebijakan zonasi berpotensi melahirkan kekerasan simbolik di sekolah-sekolah favorit ketika mereka “dipaksa” menerima siswa dari keluarga tidak mampu. Kekerasan ini dapat berupa pelecehan atau penghinaan yang dilakukan guru kepada siswanya. Menurut Nanang, ini disebabkan guru-guru di sekolah favorit terbiasa mengajar siswa dari kelas atas. Ketika kini mereka harus mengajar siswa dari kelas bawah, maka guru mengalamai culture shock. Culture shock disebabkan mereka tidak siap menghadapi siswa kelas bawah karena mereka memiliki budaya, cara hidup, serta gaya hidup yang berbeda dengan siswa kelas atas yang mereka ajar selama ini.
Juara II ditempat Agus Haryanto dari Prodi Hubungan internasional. Agus menyoroti mengenai urgensi pendidikan HAM dan perlindungan hukum bagi warga asing yang berada di Indonesia. Seementara juara III ditempati Slamet Rosyadi dari Prodi Ilmu Administrasi Negara yang memaparkan metode peningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Maju Terus FISIP Unsoed….Tidak Kenal menyerah….!!!

Pakar Sosiologi Korupsi FISIP Berikan Kuliah Umum di IT-Telkom Purwokerto

Kasus korupsi di Indonesia ibarat gunung es, kecil dipermukaan menggurita didalamnya. Juga ibarat patah tumbuh hilang berganti dan mati satu tumbuh seribu, semua silih berganti pelaku dan lokasi serta kasusnya. Artinya setiap kali ada yang tertangkap oleh aparat, sudah ada pelaku lain yang akan ditangkap dan menyebar di seluruh wilayah negeri ini. Hingga saat ini setelah 20 tahun reformasi, korupsi bukan makin berkurang tetapi malah makin merajalela. Bahkan  bisa dikatakan Indonesia adalah negeri darurat korupsi. Upaya penanganan juga belum memberikan titik terang sebagai upaya menyelesaikan masalah.

Bertempat di Aula Kampus Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Pakar Sosiologi Korupsi FISIP Unsoed Dra. Rin Rostikawati, M.Si., Rabu (9/5), memberikan kuliah umum yang bertema Mengenali Korupsi dan Peran Mahasiswa dalam Mencegah Korupsi. Kuliaah umum diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro (FTTE) IT Telkom Purwokerto.

Mengawali paparannya Rin Rostikawati menyampaikan bahwa salah satu modal dasar timbulnya korupsi adalah dari perilaku manusia yang tidak sadar akan perbuatan yang tidak terpuji seperti berbohong. Korupsi di era millennia seperti sekarang ini menjadi suatu kondisi yang membuat riskan di mata warga negara, akibat perilaku korupsi yang dilakukan oleh pejabat Negara mengakibatkan lunturnya sikap kepercayaan terhadap para pemimpin. Penanganan yang seperti tebang pilih dan tidak tuntas juga mengakibatkan apatisnya warga negara terhadap penegakan hokum di bidang korupsi. Akibat lebih besar adalah warga negara terkesan menutup mata dan lebih baik masa bodo terhadap pesan-pesan yang dilontarkan oleh para petinggi negara dan akhirnya permisif terhadap korupsi.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa bentuk korupsi sangat beragam atau bercabang sangat banyak seperti tertuang dalam UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Berdasarkan pasal-pasal dalam undang-undang tersebut, korupsi dirumuskan ke dalam tiga puluh bentuk/jenis tindak pidana korupsi. Tindak pidana korupsi pemerasan bisa berupa adanya gratifikasi dana dari pejabat ke pejabat lainnya, dari pengusaha ke pejabat, dari pejabat ke stakeholder bahkan bisa melibatkan adanya kepentingan dari partai politik sebagai wadah sekaligus kendaraan politik bagi calon Bupati, Walikota, Gubernur atau Presiden,  yang mengantarkan mereka meraih suatu kekuasaan. “Dalam prakteknya mereka menyuarakan akan janji-janji yang tertuang dalam rencana program-program yang ditawarkan kepada masyarakat luas ketika mereka berkampanye, seakan mereka benar tetapi pada kenyataannya tidak semuanya bisa terealisasi sesuai harapan publik”, jelasnya.

Tindakan korupsi yang terjadi seperti sekarang ini ditimbulkan setidaknya ada dua faktor utama, yaitu faktor internal dan eksternal. “Faktor internal itu berupa sikap materialistik, konsumtif, dan mereka tidak mau bekerja keras, sedangkan faktor eksternal berupa sikap yang kurang teladan menjadi pemimpin, adanya kepentingan politik, hukum, ekonomi atau birokrasi, yang memberikan ruang seseorang hingga semuanya memiliki sikap extraordinary crime yakni sikap kejahatan yang dikategorikan sebagai kejahatan tingkat tinggi, yang pada umumnya dilakukan dengan siasat yang sangat rapi dan terencana hingga akan sangat susah membongkar kasusnya, mereka tidak sadar dan tidak mau menyadari dampak sosiologis dan psikologis dari tindakan korupsi yang jauh lebih besar”, tambahnya. “Bahkan pakar dan pegiat anti korupsi dari Universitas Gadjah Mada menyebutkan, bahwa kerugian social yang ditimbulkan dari tindakan korupsi bisa mencapai 100 kali lebih besar dari kerugian finansial dari tindakan kosupsi”, tegasnya.

Dimana peran mahasiswa dalam mencegah korupsi ? Dalam sejarah perjalanan Republik indonesia, mahasiswa selalu memiliki peran dalam setiap tahapannya, mulai Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan RI 1945, Lahirnya orde Baru 1966 dan Reformasi 1998. “Dengan modal dasar yang mereka miliki, yaitu kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang penuh semangat, dan idealisme yang murni, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk menyatakan kebenaran, mahasiswa bisa melibatkan diri dalam gerakan anti korupsi yang dimulai dari lingkungan keluarga, kampus, masyarakat sekitar hingga tingkat local atau nasional’, pungkasnya.

Maju Terus FISIP Unsoed…Tidak Kenal Menyerah….!!!

Jurusan Sosiologi FISIP Hadiri Kongres III APSSI di Lombok

Bertempat di Hotel Aruna Senggigi Mataram,  7-10 Mei 2018, berlangsung kongres Asosiasi Program Studi Sosiologi  Indonesia (APSSI). Acara yang digelar rutin tiap tahun ini mengambil tema Kontribusi APSSI dalam Transformasi Kebhinekaan di Indonesia. Enam dosen Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsoed hadir menghadiri kongres tersebut. Mereka adalah Dr. Tyas Retno Wulan, M.Si., Ketua Jurusan sekaligus Ketua Delegasi, Dr. Nanang Martono, Dr. Ign. Suksmadi, Hendry Restu Adhi, MA., Dr. Suci Lestari dan Dr. Tri Wuryaningsih.

Menurut Ketua Jurusan Sosiologi yang juga Ketua Delegasi FISIP, “Pentingnya keterlibatan Program Studi Sosiologi dalam APSSI untuk saling memperkuat jejaring dalam hal  tridharma  perguruan tinggi dengan Program Studi Sosiologi se-Indonesia, sekaligus memperkokoh peran APSSI dalam merawat kebhinekaan di Indonesia.

Pada kesempatan tersebut juga diselenggarakan Konferensi Nasional Sosiologi VII, yang mengambil tema Tantangan Kebhinekaan di Era Digital. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama antara APSSI, Program Studi Sosiologi dan Program Studi Pendidikan Sosiologi Universitas Mataram. Salah satu narasumber dalam konferensi tersebut, Prof.Dr. H. Henry Subiakto selaku Staf Ahli Menkominfo RI dan Guru Besar FISIP UNAIR, mengupas permasalahan terkait dengan peran ilmuwan sosial dalam menghadapi tantangan kebhinekaan di era digital.

Maju Terus FISP Unsoed…Pantang Menyerah….!!!!

Sulyana Dadan, MA., Gantikan Hariyadi, Ph.D., sebagai Ketua Laboratorium Jurusan Sosiologi


Bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional, Jurusan Sosiologi Rabu (02/05), bertempat di Ruang Rapat Jurusan melaksanakan serah terima Ketua Laboratorium Jurusan. Hal ini terkait dengan terbitnya Keputusan Rektor Universitas Jenderal Soedirman Nomor: 120/UN23/KP.02.02/2018 tanggal  17 januari 2018 tentang pengangkatan pengelola laboratorium komputer dan laboratorium jurusan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman. Hariyadi, M.A., Ph.D., Ketua Laboratorium Sosiologi digantikan oleh Sulyana Dadan, S.Sos., M.A.

Hadir dalam acara serah terima dan rapat jurusan ini pengurus jurusan dan semua  dosen  Jurusan  Sosiologi. Agenda rapat terkait dengan kegiatan jurusan yang dipaparkan dengan lugas oleh Koordinator Program Studi S1 Sosiologi Dr. Nanang Martono, M.Si.

Acara serah terima Jabatan Ketua Laboratorium, dipimpin langsung oleh Ketua Jurusan Sosiologi Dr. Tyas Retno Wulan, M.Si. Disamping acara serah terima jabatan ketua laboratorium juga dilaksanakan rapat jurusan. Tyas mengharapkan, dengan adanya pergantian ketua laboratorium ini, diharapkan Laboratorium Sosiologi bisa lebih meningkat lagi peranna dalam pengembangan ilmu pengetahuan dibidang sosiologi. “Ada warna dan semangat baru dalam dalam meningkatkan kinerja laboratorium dan Pak haryadi bisa fokus sebagai Sekretaris Jurusan”, tegasnya.

Terkait dengan rapat jurusan, dibicarakan tentang kegiatan akademik, Pedoman Penulisan Tugas Akhir S1 Sosiologi, penyempurnaan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018. Semua dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya penjaminan mutu yang dilakukan Jurusan Sosiologi.

Maju Terus FISIP Unsoed….Pantang Menyerah…!!!

Kuliah Umum Sosiologi Pendidikan

Program Studi Magister Sosiologi menyelenggarakan Kuliah Umum selama 2 hari dengan tema “Eksklusi Sosial: Pendidikan, Perempuan, Dan Gender”, di Ruang Sidang FISIP, Jumat (6/4) dan Sabtu (7/4) dengan tema “Dampak Globalisasi terhadap Sistem dan Proses Pendidikan”. Kuliah umum ini menghadirkan Narasumber Dr. Subi Sudarto (Kasi Pendidikan Berkelanjutan, Direktorat Bindiktara, Ditjen PAUD dan DIKMAS, Kemdikbud RI) .Hadir para Dosen , Para Mahasiswa Program Studi S1 dan S2.

Narasumber Dr. Subi Sudarto dalam pemaparannya pada hari pertama menyampaikan bahwa dalam masyarakat perlu adanya kesetaraan dan keadilan gender bagi laki-laki dan   perempuan untuk memperoleh kesempatan  dan hak-haknya sebagai manusia agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya,pertahanan dan keamanan, dan kesamaan   dalam menikmati hasil pembangunan tersebut
Dr. Subi Sudarto dalam pemaparan pada hari kedua yaitu bahwa dalam mendiskusikan pendidikan dan mobilitas sosial di masyarakat post industrialis, kita harus mengerti dari mana memulainya dan Penting membuat poin dari stratifikasi, ketika pendidikan paruh waktu diikutsertakan. Terdapat pendidikan yang dipertimbangkan yang berasal dari masing-masing sosial mobilitas individu dalam sistem industrialisasi.
FISIP Unsoed….Maju Terus Tidak Kenal Menyerah…!!!