Delegasi UNSOED Berjaya di Pemilihan Duta Generasi Berencana Kabupaten Banyumas 2017

 [unsoed.ac.id, Rab, 03/05/17] Kristanti Putri Faviyanti (Sosiologi 2014) dan Fajar Budi Pratomo (Kedokteran Umum 2014) menjadi pemenang Duta GenRe Kabupaten Banyumas jalur pendidikan tahun 2017. Kegiatan diselenggarakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) di Rita Supermall Purwokerto, Minggu, (30/4) diikuti oleh 30 peserta. Selain Kristanti Putri, wakil FISIP lainnya juga menjadi juara yaitu juara 3 putri  Nisa Nabila (Ilmu Komunikasi 2015), juara 2 putra Asmoro Dewo (Sosiologi 2015), juara 2 putri Almira Y Alodia (Ilmu Komunikasi 2014) serta juara harapan 1 putra David Prabowo (Sosiologi 2014). Keikutsertaan Unsoed kali ini adalah kali ketiga sejak tahun 2010.

Pemilihan Duta GenRe Banyumas jalur pendidikan ini adalah suatu kegiatan yang diadakan DPPKBP3A dalam rangka meningkatkan sosialisasi dan promosi program genre, khususnya dalam bidang konseling sehingga dibutuhkan duta sebagai figur motivator pada kalangan remaja. Sehingga diharapkan program genre akan lebih efektif karena komunikasi yang terjalin dilakukan dengan pendekatan dari remaja,  oleh remaja, dan untuk remaja. Tahap pemilihan duta genre melalui beberapa proses. Proses pertama adalah pendelegasian peserta dari masing-masing perguruan tinggi di Kabupaten Banyumas karena memang pemilihan duta genre ini jalur pendidikan.

Unsoed mengirimkan enam delegasi yang terdiri dari lima mahasiswa Fisip dan satu mahasiswa Kedokteran Umum. Sebelum terpilih enam delegasi dilakukan Pemilihan Duta GenRe di tingkat Universitas oleh UKM PIK-M Aksiologi FISIP Unsoed. Lalu tahap selanjutnya adalah tes tertulis dan wawancara yang dilaksanakan pada Kamis, 27 April 2017 bertempat di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Banyumas.

Sebelum mengikuti tes wawancara, delegasi Unsoed mendapat pembekalan tentang GenRe dan KB  oleh Dra. Rin Rostikawati dan public speaking oleh Drs. Bambang Widodo. Pembekalan ini diadakan oleh PIK-M Aksiologi sebuah unit kegiatan mahasiswa FISIP yang bergerak di bidang  konseling, pencegahan narkoba dan HIV Aids.

Maju Terus Pantang Menyerah!

Bedah Buku Karya Akademisi Fisip UNSOED

[unsoed.ac.id, Rab, 16/11/16] Kekuasaan ada di mana saja dan dapat dimiliki siapa saja. Akibatnya, sekolah sebagai lembaga pendidikan pun tidak dapat terbebas dari belenggu kekuasaan. Inilah salah satu hal yang dibahas dalam bedah buku karya Nanang Martono berjudul “Sosiologi Pendidikan Michel Foucault”.

Buku karya dosen sosiologi pendidikan FISIP Unsoed tersebut dikupas di Aula FISIP Unsoed Rabu (9/11). Hadir sebagai pembahas, Doni Koesoema Dosen Universitas Multimedia Nusantara, sekaligus sebagai pakar pendidikan dan filsafat komunikasi. Bedah buku dihadiri sejumlah mahasiswa FISIP Unsoed, dosen, serta direktur penerbit Rajagrafindo Persada, Magdalena Sofian, yang menerbitkan buku tersebut.

Dalam paparannya, Nanang menjelaskan bahwa pemikiran Foucault sangat penting dalam mempengaruhi serta mengkritisi praktik kekuasaan yang sangat dominan dalam pendidikan. Alumnus program doktor Universite de Lyon 2 Perancis tersebut juga menyatakan bahwa pendidikan melalui sekolah pada akhirnya hanya menjadi tempat bertemunya berbagai kepentingan sebagai wujud bekerjanya kekuasaan yang dimiliki banyak aktor. Penulis buku “Sekolah Bukan Penjara” tersebut mengidentifikasi beberapa aktor yang terlibat dalam praktik kekuasaan atas pendidikan, yaitu: organisasi internasional, negara atau pemerintah, kelompok kapitalis, guru, siswa, orang tua dan masyarakat.

Selain wacana kekuasaan, Nanang menjelaskan perubahan mekanisme “pendisiplinan” yang ada di sekolah. Pada mulanya penegakan disiplin dilakukan melalui hukuman fisik. Kemudian, proses ini berubah menggunakan mekanisme pendisiplinan merupakan proses membentuk individu yang taat pada norma atau aturan. Pendisiplinan dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: pengamatan (pengamatan atas perilaku individu dan masyarakat), standarisasi (pembentukan norma atau aturan baku yang menjadi standar perilaku individu), dan individualisasi (penilaian atas diri individu, apakah ia termasuk dalam kelompok individu yang taat atau menyimpang).

Sementara, Doni Koesoema menjelaskan kaitan praktik kekuasaan dalam proses pendidikan karakter. Alumnus STF Driyakaya dan Universitas Gregoriana, Roma tersebut menjelaskan bahwa sebenarnya praktik pendidikan karakter juga tidak bebas dari kekuasaan kelompok tertentu. Berbagai etika, standar perilaku yang baik atau yang buruk, standar moralitas, semua diciptakan kelompok tertentu dan dipaksakan untuk menjadi standar yang harus dipatuhi oleh semua orang. Doni tidak menampik adanya standar yang bersifat relatif. Ada yang diyakini sebagai perilaku yang baik oleh seorang individu belum tentu juga menjadi standar yang baik untuk orang lain. Baik-buruk bersifat relatif. Bila relativitas tersebut tidak dikendalikan, maka yang terjadi adalah chaos atau kekacauan karena semua individu berusaha memaksakan keyakinan kebenarannya. Untuk itu, individu harus memiliki sebuah pemahaman mengapa perilaku tertentu dipandang sebagai “konsensus” yang ditaati sebagian besar individu. Individu juga perlu menyadari dampak yang ditimbulkan bila segelintir orang berusaha “menerabas” standar relatif tersebut.

Kegiatan diskusi dan bedah buku tersebut diakhiri dengan penandatangan nota kesepahaman kerja sama dalam bidang penerbitan dan percetakan buku, kegiatan kajian akademis, kegiatan pameran buku, penggunaan dan pengadaan buku. Nota kesepahaman atau MoU ditandatangi Direktur PT Rajagrafindo Persada, Magdalena Sofian, dan Dekan FISIP Unsoed, Ali Rokhman. MoU dimaksudkan untuk memfasilitasi akademisi di lingkungan FISIP Unsoed ketika ingin menerbitkan karya ilmiahnya, terutama buku teks dan monograf. Harapannya, dalam beberapa waktu ke depan akan banyak hasil karya dosen FISIP Unsoed yang diterbitkan Rajagrafindo Persada.

Maju Terus Pantang Menyerah !

Jangan Takut ‘Berproses’ Bersama Pengurus Baru KBMS

[unsoed.ac.id, Sel, 19/01/16] Kampus FISIP, Rabu 13 Januari 2016 Ruang Soemarno dipenuhi mahasiswa sosiologi. Sebagian menggunakan jas almamater menunjukkan keceriaan dan optimisme. Nampak hadir pula mahasiswa dari berbagai jurusan di FISIP UNSOED. Ketua Jurusan Sosiologi Dra. Tri Rini Widiastuti, M.Si berkenan berbagi kebahagiaan dalam rangka Pelantikan Pengurus Baru KBMS (Keluarga Besar Mahasiswa Sosiologi) tahun 2016.

Pelantikan Pengurus baru KBMS 2016 dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan dengan mengucapkan janji yang dipimpin oleh Ketua Jurusan Sosiologi. Sambutan Ketua KBMS, Diah Weru Zaputri mengajak para pengurus untuk ‘menyatukan langkah’ untuk menggerakkan roda organisasi KBMS. Mahasiswa Sosiologi angkatan 2013 ini cakap membakar semangat kepengurusannya. “Jangan takut ‘berproses’ bersama KBMS. Inilah saatnya kita mengibarkan almamater setinggi mungkin” katanya bersemangat.

Ketua Jurusan Sosiologi, Dra. Tri Rini Widiastuti, M.Si memberikan apresiasi kepada kepengurusan KBMS 2015 dibawah pimpinan Laelatul Jannah, sosiologi 2012. Selanjutnya beliau juga turut memotivasi pengurus baru KBMS. Kepengurusan angkatan keenam ini harus melampaui capaian kepengurusan sebelumnya. Pembelajaran di kampus harus seimbang antara akademik dan non akademik. “Berproses di organisasi KBMS akan menumbuhkan softskill sebagai pelengkap kompetensi akademik mahasiswa. Bahkan seringkali menentukan ‘passion’ seseorang dalam mengarungi masa depan” tuturnya. Oleh karena itu mahasiswa harus mematangkan soft skill sekaligus menguatkan kemampuan akademis agar berhasil menggapai cita dan cintanya.

Maju Terus Pantang Menyerah !

Rayakan Dies Natalis, FISIP UNSOED Gelar Seminar Nasional HAM & Migrasi Internasional

[unsoed.ac.id, Sel, 01/12/15] Saat ini kita tidak dapat menghindarkan diri dari fenomena globalisasi, di mana lalu lintas produksi, finansial dan sumberdaya manusia antarnegara menjadi sebuah keniscayaan.  Salah satu yang mewarnai dan terwarnai dari dinamika globalisasi adalah fenomena migrasi internasional.  Hal inilah yang melatarbelakangi FISIP UNSOED menyelenggarakan seminar nasional bertajuk Hak Asasi Manusia dan Migrasi Internasional: Pengalaman dan Strategi Indonesia di Aula FISIP Universitas Jenderal Soedirman. Kegiatan ini sendiri merupakan yang merupakan puncak perayaan Dies Natalis FISIP UNSOED ke-31 ini dilaksanakan pada Senin, 30 November 2015 dengan menghadirkan empat pembicara yaitu, H. Tatto Suwarto Pamuji selaku Bupati Cilacap; Prof. Dr. Obsatar Sinaga, M.Si, Dosen Politik Pascasarjana Universitas Padjajaran; dan Dr. Tyas Retno Wulan, M.Si, Dosen Sosiologi Universitas Jenderal Soedirman serta Dicky Komar, Direktur Hak Asasi Manusia dan Kemanusiaan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

Berlangsungnya acara Seminar Nasional ini mendapatkan respon positif dari Rektor Universitas Jenderal Soedirman, Dr. Ir. Achmad Iqbal, M.Si. Dalam sambutan sekaligus membuka acara, beliau mengungkapkan apresiasinya atas pelaksanaan kegiatan Seminar Nasional ini. Beliau menegaskan bagi Indonesia, kondisi ini merupakan peluang besar untuk menggerakkan perekonomian dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan. Rektor juga menyampaikan harapannya melalui seminar ini akan melahirkan solusi bagi pengelolaan migran Internasional yang semakin berkualitas. “Melalui seminar ini kita akan semakin tercerahkan mengenai problematika dan dinamika yang ada, sehingga diharapkan akan lahir gagasan dan ide yang tidak hanya bermutu secara filosofis, melainkan memantik lahirnya solusi yang nyata dan konstruktif bagi pengelolaan migran internasional  yang semakin berkualitas,” ungkap Rektor.

Pemateri pertama, Dicky Komar memaparkan materi terkait peran Pemerintah Indonesia dalam penanganan pengungsi dan para pencari Suaka. Dilanjutkan dengan Dr. Tyas Retno Wulan, M.Si yang mengangkat pembahasan terkait perlindungan bagi buruh migran Indonesia khususnya buruh migran perempuan. “Atas nama kemanusiaan negara dapat membuat Hukum yang lebih manusiawi yang dapat mengupayakan hak buruh migran,” jelasnya. Sementara itu, Prof. Dr. Obsatar Sinaga, M.Si menambahkan tentang HAM dan Migrasi Internasional. Disampaikan bahwa HAM dapat menjadi Hak Dasar manusia, akan tetapi pada proses penerapannya akan berbeda di masing-masing Negara karena adanya perbedaan faktor budaya dan kebiasaan.

Maju Terus Pantang Menyerah!

Kaji Pengelolaan Sampah, Dosen Sosiologi UNSOED Peroleh Gelar Doktor

[unsoed.ac.id, Sen, 26/10/15] Edy Suyanto menerima gelar Doktor dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan Disertasi berjudul ‘Model Partisipasi Green Community dalam Perumusan Kebijakan Green Waste Lintas Rumah Tangga Mendukung Kota Hijau Purwokerto’. Beliau mempertahankan disertasi dihadapan para pembimbing Prof. Dr. Endriatmo Soetarto,M.A., Prof. Dr. Ir. Sumardjo, M.S., dan Dr. Ir. Hartrisari Hardjomidjojo, DEA. Adapun penguji dalam Ujian tertutup adalah Prof. Dr. Ir. Bambang Pramudya, M.Eng dan Dr. Ir. Etty Riani, M.S. hingga pada saat Sidang Promosi,  diuji pula oleh Dr. Akhmad Iqbal, M.Si.

Sidang Promosi pertengahan Agustus 2015 lalu, membahas permasalahan sampah Kota Purwokerto yang relative kompleks. Tujuan utama penelitian ini adalah membangun model partisipasi green community dalam green waste lintas rumah tangga mendukung program pengembangan kota hijau. Menariknya, penelitian turut mengkaji actor-aktor dominan penggerak green waste menuju terbentuknya green community dalam upaya membangkitkan partisipasi elemen masyarakat mendukung kota hijau.

Menurut Dr. Edy Suyanto, masalah sampah di Purwokerto telah menimbulkan critical mass. Pemerintah  dan masyarakat perlu menangani sampah dengan serius. Pada umumnya aparat birokrasi hanya mementingkan ‘wajah’ kota saja seperti jalan protokol, pertokoan, perkantoran dan perumahan elit, sedangkan daerah kumuh tidak diperhatikan. Hal inilah yang menjadi kritik masyarakat terhadap kebijakan dan cara kerja dari actor pemerintah daerah.

Sebenarnya Purwokerto memiliki kearifan lokal yang selalu melibatkan partisipasi masyarakat dalam kebersihan lingkungan. Kearifan lokal ini biasa disebut sebagai kerigan,  merupakan aktifitas kerjabakti secara sukarela dan terkoordinir tanpa mengharap imbalan. Bahkan melalui pola kerigan ini, menghantarkan Purwokerto mendapat penghargaan dari WHO tahun 1998 karena berhasil membebaskan dari serangan demam berdarah dengue (DBD). Namun disayangkan bahwa sejak kerigan mulai ditinggalkan masyarakat dan pemerintah, terlihat tidak lagi memperhatikan aspek sosial, lebih memperhatikan aspek teknis saja. Hingga menimbulkan permasalahan sampah di Kota Purwokerto.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktor-aktor dominan penggerak green waste adalah aktor green community, disusul aktor bank sampah dan aktor dasa wisma pengelola sampah. Bahkan terjadi transformasi green community dari semula berbasis ‘proyek’ menuju ke berbasis ‘komunitas’. Partisipasi aktor green community dalam green waste sudah cukup baik. Hal ini dapat terlihat dari kegiatan yang dilakukan meliputi, kelembagaan, pendanaan, memberdayakan melalui kerigan, teknis pengelolaan sampah 3 R (reduce, reuse, recycle), kerjasama dengan stakeholder dalam pengadaan sarana prasarana tempat sampah dll.

Forum komunitas hijau (green community) berbasis pola kerigan di Purwokerto merupakan salah satu elemen terpenting program pengembangan kota hijau (P2KH). Komunitas ini adalah mitra pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas lingkungan. Partisipasinya mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dibidang lingkungan. Menurut Dr. Edy, aktifitas green community dapat berjalan lebih terarah dan tepat sasaran serta semakin tinggi minat masyarakat dalam menjadikan environment care sebagai lifestyle.

Beberapa artikel bagian dari Disertasi ini telah terbit pada jurnal internasional dan nasional, diantaranya 1) ‘Analysis on Local Wisdom-Based Green Community Participation Supporting the Developmental Program at the Green City Purwokerto Indonesia’. Telah diterbitkan oleh Internastional Journal of Research in Earth and Environmental Sciences  Vol No 2 Issue No 5, September 2014, dan 2) ‘Model Kebijakan Pengelaolaan Sampah Berbasis Partisipasi Green Community Mendukung Kota Hijau’, diterbitkan oleh MIMBAR (Jurnal Sosial dan Pengembangan) Vol. 31 No 1 tahun 2015 (terakreditasi DIKTI).

Maju Terus Pantang Menyerah !

Tulisan Dosen Sosiologi Unsoed tentang Masalah Tunjangan

Dosen sosiologi FISIP Unsoed yang sedang mengikuti kuliah doktoral di Universitas Lumiere di Lyon, Prancis, Nanang Martono mengungkapkan pandangan kritisnya tentang masalah tunjangan guru yang tidak pernah tuntas. Mereka bahkan dianggap menjadi sasaran dari proyek baru dari Kemendikbud yaitu PUPNS. Selanjutnya dapat disimak pada: http://www.sinarharapan.co/news/read/150918048/masalah-tunjangan-kapan-selesai

Karya Multimedia Mahasiswa Sosiologi Meraih Nominasi dan Penghargaan di Festival Cipta Damai

Mahasiswa Sosiologi mengikuti pelatihan dan perlombaan yang diselenggarakan oleh Search For Common Ground (SFCG), sebuah LSM internasional yang bergerak di bidang pencegahan dan penanganan konfli.  Selain mengikuti pelatihan mulitimedia, para mahasiswa sosiologi FISIP Unsoed juga mengikuti perlombaan yang digelar dengan tajuk Festival Cipta Damai (Berani Kreatif, Akhiri Kekerasan) yang dilaksanakan tanggal 1-5 September 2015. Ada pula mahasiswa sosiologi FISIP Unsoed yang tidak mengikuti pelatihan, namun mengirimkan karyanya di festival tersebut.  Karya-karya yang mereka hasilkan memiliki kualitas yang diakui sehingga ada yang memenangkan penghargaan, ada pula yang meraih nominasi. Berita selengkapnya dapat dibaca di: http://unsoed.ac.id/id/berita/karya-sinema-mahasiswa-sosiologi-unsoed-berkibar-di-pentas-nasional.

Mahasiswa Sosiologi bertemu dengan Wakil Dubes Amerika Serikat

Santi Setyaningsih (mahasiswa Sosiologi angkatan 2011) mengikuti kegiatan “Briliant And Resilient In Connection With ADA (American With Disability Act) 25th Anniversary” yang bertempat di @America lantai 3 Pacific Place Senayan Jakarta pada hari Rabu 9 September 2015 pukul 6-9 malam.Santi diundang secara langsung oleh Ibu Angkie Yudistia yg merupakan CEO dan founder Thisable Enterprise, sebuah perusahaan yang memfokuskan pada pemberdayaan masyarakat, terutama penyandang disabilitas.Acara ini menceritakan dan membahas mengenai bagaimana perjuangan ibu Angkie utk sampai bisa ke Amerika, negara yg sudah sangat inklusif dibanding indonesia dan perjuangannya untuk bisa membangun dan bangkit dari keterbatasan.

Selain itu dalam acara ini juga dikaji lebih jauh tentang UU Disabilitas yg telah 25 tahun dilegalisasikan di Amerika.Setelah acara berakhir, Santi dan teman-temannya diminta untuk menceritakan perjuangan mereka untuk bisa masuk ke perguruan tinggi negeri.  Santi dan 4 mahasiswa berprestasi lainnya, termasuk anak dari artis Dewi Yull dan Ray Sahetapy, Panji Surya Sahetapy, berbincang dengan Wakil Duta Besar Amerika Serikat.Wakil Dubes AS memberikan penghargaan yang tinggi terhadap Santi dan rekan-rekannya. Dia menyarankan mereka untuk tetap berkembang, pemerintah terkadang belum memperhatikan masalah disabilitas.

Aktifis Buruh Migran Menjadi Dosen Berprestasi Tingkat FISIP

[unsoed.ac.id, Rab, 10/9/14] Alumni Sosiologi kembali mengukir prestasi menjadi nomor satu dalam seleksi Dosen Berprestasi tingkat FISIP. Bernama lengkap Tyas Retno Wulan, memperoleh gelar doktor sosiologi di IPB Bogor. Staf Pendidik Jurusan Sosiologi FISIP Unsoed ini memiliki segudang prestasi dan secara akademik telah diakui kepakaran di bidang pemberdayaan buruh migran. Papernya telah banyak mengisi media serta menjadi narasumber baik dalam skala nasional maupun internasional.

Pada gelaran Dosen Berprestasi tingkat Fakultas beliau memaparkan ‘paper’ dengan judul ‘Peran Strategis UNSOED untuk melindungi dan memberdayakan Buruh Migran Indonesia (BMI)’. Berawal dari keprihatinan Bu Tyas melihat kompleksitas persoalan BMI dan keluarganya. Tercatat sekitar 6 juta orang bekerja di luar negeri. Sebagian besar (80%) adalah perempuan yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, dan pasti sangat rawan menghadapi berbagai persoalan. Kebaruan dalam penelitian ini berupa remiten sosial yang belum pernah dikaji di Indonesia sekaligus pemberdayaan yang dilakukan peneliti terhadap BMI. Hingga kajian penelitian ini mendapatkan penghargaan dari Ford Foundation melalui Indonesia Scholar Dissertation Award (ISDA).

BMI selama ini hanya dianggap menghasilkan remiten ekonomi. Remiten para pekerja migran internasional adalah sumber pendapatan. Selanjutnya memunculkan kiriman ke daerah asal (Remiten) yang akan dialokasikan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Kajian Bu Tyas menunjukkan bahwa para BMI juga menghasilkan remiten sosial yang terkadang nilainya lebih tinggi dibanding nilai remiten ekonomi. Bentuk remiten sosial berupa pengetahuan, gagasan dan kapital sosial yang terbukti dapat memberdayakan BMI di Banyumas.  Sebagai contoh personil BMI telah fasih berbahasa Mandarin, maka mereka menjadi guru serta mengenalkan budaya mandarin kepada anggota lainnya. Bagi BMI yang ahli memasak ala Chinese food, diharapkan mereka dapat melatih teman-temannya. Ujungnya adalah pemberdayaan pada BMI dan lingkungan dengan memanfaatkan ketrampilan dan kemampuannya.

Peran strategis UNSOED dapat diwujudkan dengan cara mengintegrasikan dan mensinergikan hasil penelitian, pendidikan serta diaplikasikan kepada masyarakat. Untuk itulah Ibu Tyas berusaha semaksimal mungkin melakukan upaya dalam melakukan perlindungan dan pemberdayaan BMI dengan mengintegrasikan hasil penelitian, pengabdian masyarakat dan pendidikan. Model perlindungan dan pemberdayaan semacam ini telah terbukti memberikan motivasi bagi para BMI untuk berkarya sekaligus memberdayakan BMI untuk melindungi hak-hak mereka sebagai warga negara.

FISIP UNSOED, Maju Terus Pantang Menyerah !

Dra. Tri Rini Widyastuti, M.Si, Gantikan Dra. Mintarti, M.Si Sebagai Ketua Jurusan Sosiologi FISIP

Bertempat di sekretariat Jurusan Sosiologi, Rabu (24/07), digelar rapat pemilihan  Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan periode masa jabatan 2013-2017. Pemilihan Ketua Jurusan dilakukan untuk menggantikan Ketua Jurusan aktif yang akan segera melaksanakan studi lanjut.Kandidat terpilih untuk Ketua Jurusan adalah Dra. Tri Rini Widyastuti, M.Si yang menggantikan pejabat lama yaitu Dra. Mintarti, M.Si. Sedangkan untuk sekretaris jurusan tetap dijabat oleh Dra. Sotyania Wardhiana, M.Kes. Serah terima jabatan rencananya akan dilaksanakan setelah diterbitkannya surat keputusan.Pemilihan dilakukan dengan pemungutan suara (voting), kemudian dilanjutkan dengan musyawarah dan secara aklamasi menyetujui dan menetapkan Dra. Tri Rini Widyastuti, M.Si sebagai Ketua Jurusan Sosiologi menggantikan Dra. Mintarti, M.Si Diharapkan Ketua Jurusan baru bersama Sekretaris Jurusan dapat mengevaluasi program-program yang ada serta meneruskan dan mengembangkannya sesuai dengan apa yg telah direncanakan selama ini.