Sidang Promosi pertengahan Agustus 2015 lalu, membahas permasalahan sampah Kota Purwokerto yang relative kompleks. Tujuan utama penelitian ini adalah membangun model partisipasi green community dalam green waste lintas rumah tangga mendukung program pengembangan kota hijau. Menariknya, penelitian turut mengkaji actor-aktor dominan penggerak green waste menuju terbentuknya green community dalam upaya membangkitkan partisipasi elemen masyarakat mendukung kota hijau.
Menurut Dr. Edy Suyanto, masalah sampah di Purwokerto telah menimbulkan critical mass. Pemerintah dan masyarakat perlu menangani sampah dengan serius. Pada umumnya aparat birokrasi hanya mementingkan ‘wajah’ kota saja seperti jalan protokol, pertokoan, perkantoran dan perumahan elit, sedangkan daerah kumuh tidak diperhatikan. Hal inilah yang menjadi kritik masyarakat terhadap kebijakan dan cara kerja dari actor pemerintah daerah.
Sebenarnya Purwokerto memiliki kearifan lokal yang selalu melibatkan partisipasi masyarakat dalam kebersihan lingkungan. Kearifan lokal ini biasa disebut sebagai kerigan, merupakan aktifitas kerjabakti secara sukarela dan terkoordinir tanpa mengharap imbalan. Bahkan melalui pola kerigan ini, menghantarkan Purwokerto mendapat penghargaan dari WHO tahun 1998 karena berhasil membebaskan dari serangan demam berdarah dengue (DBD). Namun disayangkan bahwa sejak kerigan mulai ditinggalkan masyarakat dan pemerintah, terlihat tidak lagi memperhatikan aspek sosial, lebih memperhatikan aspek teknis saja. Hingga menimbulkan permasalahan sampah di Kota Purwokerto.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktor-aktor dominan penggerak green waste adalah aktor green community, disusul aktor bank sampah dan aktor dasa wisma pengelola sampah. Bahkan terjadi transformasi green community dari semula berbasis ‘proyek’ menuju ke berbasis ‘komunitas’. Partisipasi aktor green community dalam green waste sudah cukup baik. Hal ini dapat terlihat dari kegiatan yang dilakukan meliputi, kelembagaan, pendanaan, memberdayakan melalui kerigan, teknis pengelolaan sampah 3 R (reduce, reuse, recycle), kerjasama dengan stakeholder dalam pengadaan sarana prasarana tempat sampah dll.
Forum komunitas hijau (green community) berbasis pola kerigan di Purwokerto merupakan salah satu elemen terpenting program pengembangan kota hijau (P2KH). Komunitas ini adalah mitra pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas lingkungan. Partisipasinya mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dibidang lingkungan. Menurut Dr. Edy, aktifitas green community dapat berjalan lebih terarah dan tepat sasaran serta semakin tinggi minat masyarakat dalam menjadikan environment care sebagai lifestyle.
Beberapa artikel bagian dari Disertasi ini telah terbit pada jurnal internasional dan nasional, diantaranya 1) ‘Analysis on Local Wisdom-Based Green Community Participation Supporting the Developmental Program at the Green City Purwokerto Indonesia’. Telah diterbitkan oleh Internastional Journal of Research in Earth and Environmental Sciences Vol No 2 Issue No 5, September 2014, dan 2) ‘Model Kebijakan Pengelaolaan Sampah Berbasis Partisipasi Green Community Mendukung Kota Hijau’, diterbitkan oleh MIMBAR (Jurnal Sosial dan Pengembangan) Vol. 31 No 1 tahun 2015 (terakreditasi DIKTI).
Maju Terus Pantang Menyerah !