Bertempat di Aula FISIP Unsoed Senin (02/04), Jurusan Sosiologi bekerjasama dengan CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) dan Kertagama Humanus (Journal of Humanities and Social Sciences) adakan Seminar Literasi New Media. Acara yang dihadiri oleh mahasiswa dan dosen di lingkungan FISIP Unsoed ini dkemas dalam format Talkshow, sehingga suasana menjadi sangat komunikatif dan menarik peserta. Hadir sebagai narasumber lima pakar literasi media, yaitu Dr. Pratama Dahlian Persadha, Prof. Dr. Irwan Abdullah, Prof. Dr. Heru Nugroho, Dr. Arie Sujito dan Dr. Sugeng Bayu Wahyono. Materi yang disampaikan Dr. Pratama Dahlian Persadha (Ketua CISSReC) berjudul “Mewujudkan Literasi Digital yang Aman dan Sehat di Era New Media.”
Ketua Jurusan Sosiologi, Dr. Tyas Retno Wulan, M.SI., dalam sambutanna mengemukakan, kegiatan ini dilaksanaan untuk memberikan gambaran tentang pentingnya peningkatan kesadaran dan pemahaman mengenai literasi media baru. Terlebih dijaman sekarang, Perkembangan teknologi informasi tidak terelakkan lagi, meskipun di satu sisi perkembangan tehnologi bisa merusak tata nilai masyarakat. Dekan Fisip Unsoed Dr. Jarot Santoso, M.S., mengemukakan media atau teknologi bukan sesuatu yang baru bagi mahasiswa, saat ini semua berita di belahan bumi manapun ada di genggaman tangan, untuk itu perlu kesadaran dan pemahaman masyarakat terutama mahasiswa mengenai literasi media baru.
Mengawali paparannya Dr. Pratama Dahlian Persadha, menyampaikan bahwa literasi jaman “Now” ditandai dengan penggunaan internet, cepat, banyak model, media sosial semakin dominan namun rawan hoax dan makin tidak aman. Informasi saat ini dicirikan dengan sumber informasi darimana saja, pemberitaan relatif tidak bisa dikendalikan, dan penuh hoax dengan berbagai motif, dari politik sampai ekonomi, bahkan sekedar menambah traffic web. Kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia, di Amerikapun 23% penduduk dewasanya pernah menyebarkan berita hoax. Di Indonesia terdapat 143,26 juta jiwa (54,68%) merupakan pengguna internet, rata-rata internet per hari masyarakat ndonesia hampir 9 jam, dengan 72% akses lewat smartphone, sehingga informasi bisa menyebar dengan sangat cepat. “Sayangnya 89,35% mengakses layanan chating dan hanya 7,35% merupakan layanan perbankan atau perniagaan”, tegasnya.
Kerangka literasi media meliputi proteksi, pemberdayaan dan hak-hak. Untuk mewujudkankannya diperlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah harus segera menyelesaikan UU Perlindungan Data Pribadi, yang mewajibkan penyedia layanan jasa sistem elektronik harus bertanggungjawab apabila ada kebocoran. Masyarakat juga harus diberikan edukasi agar tidak sembarangan mengumbar data pribadi di internet dan dimana saja. Masyarakat harus diarahkan pada kegiatan positif di dunia siber, bisa kewirausahaan maupun kegiatan social sehingga menjadi relative tidak ada waktu untuk beraksi pada konten hoax. Sehingga diharapkan area digital bisa diisi dengan konten-konten positif, dengan teknologi, pendapat dan suara masyarakat Indonesia akan didengar lebih luas dan lebih sering, dari WORD of MOUTH menjadi WORLD of MOUTH.
FISIP Unsoed….Maju Terus Tidak Kenal Menyerah…!!!