Penerimaan Mahasiswa Baru Jenjang Pascasarjana Sosiologi Semester Gasal Tahun Ajaran 2023-2024

Memasuki tahun ajaran baru, Program Studi Magister Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jendral Soedirman, membuka Penerimaan Mahasiswa Baru Jenjang Pascasarjana Semester Gasal TA 2023-2024.

Prodi Magister Sosiologi FISIP UNSOED telah mendapat akreditasi B dari BAN-PT dengan dua konsentrasi. Adapun dua konsentrasi tersebut, yaitu:
1.Sosiologi Pendidikan
2.Pemberdayaan Masyarakat

Prodi Magister Sosiologi FISIP UNSOED memiliki visi, misi, dan tujuan yaitu :

Visi :
Unggul dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya dengan menghasilkan karya ilmiah dan inovasi untuk pembangunan pedesaan di tingkat internasional pada tahun 2034

Misi :
1.Mengembangkan sistem pembelajaran yang berkualitas, inovatif dan adaptif melalui penerapan sistem penjaminan mutu yang berkelanjutan, sistem informasi dan teknologi pembelajaran yang inovatif, dan memperkuat kapasitas sumberdaya manusia dosen/tenaga kependidikan
2.Mengembangkan budaya dan manajemen korporasi yang profesional, transparan, dan akuntabel melalui aplikasi praktik manajemen modern berbasis teknologi informasi
3.Membangun ekosistem yang kondusif dan inklusif, serta atmosfer akademik yang kuat untuk menumbuhkan kreatifitas dan inovasi serta entrepreneurship dalam memperkuat pembangunan pedesaan
4.Meningkatkan produktivitas dan profesionalisme group group penelitian dalam berkontribusi memperkuat pembangunan pedesaan dan kearifan lokal
5.Mengembangkan kerjasama yang fungsional dan operasional untuk meningkatkan mutu pembelajaran, publikasi, dan inovasi dalam pembangunan pedesaan

Tujuan :
1.Meningkatkan jumlah input mahasiswa dan kualitas daya saing lulusan
2.Meningkatkan kualitas/mutu pembelajaran
3.Meningkatkan kualitas penelitian, publikasi ilmiah dan inovasi unggulan
4.Meningkatkan kualitas program pemberdayaan masyarakat dan transfer teknologi
5.Meningkatkan kualitas kerjasama dengan melalui pengembangan sinergi A-B-C-G.
6.Mewujudkan tatakelola Pascasarjana Unsoed yang efisien dan efektif.

Analisis Luaran Lulusan
1.Mampu mengaplikasikan pengetahuan sosiologis
2.Mampu mendesain dan melakukan penelitian.
3.Mampu bekerja dalam tim yang multidisiplin.
mampu mengidentifikasi, merumuskan, dan menyusun pemecahan masalah sosial.
4.Mampu memahami dan melaksanakan tanggung jawab secara profesional dan etis.
5.Memahami isu-isu sosial terkini (kiwari).
6.Mampu menggunakan teknologi pengolahan data kiwari.

Analisis Profil Lulusan Magister Sosiologi
1.Pendidik (guru dan dosen)
2.Pengelola (perencana, fasilitator, konsultan, pendamping) Pemberdayaan Masyarakat
3.Peneliti Sosial

Adapun jadwal pendaftaran dibuka dalam dua gelombang, di antaranya:
1.Gelombang I :
20 Desember – 3 Februari 2023
2.Gelombang II :
3 April 2023 – 30 Juni 2023

Pendaftaran dapat diakses secara online melalui link berikut:
spmb.pasca.unsoed.ac.id

Apabila terdapat kendala atau pertanyaan seputar pendaftaran silakan menghubungi admin Prodi S2 Sosiologi, melalui:
1.Email : magister.sosiologi@unsoed.ac.id
2.HP: 085712410350 (Yadi)

Berawal Dari Tugas Kuliah, Mahasiswa Magister Sosiologi Unsoed Toreh Prestasi

Mahasiswa Magister Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jendral Soedirman, Wendika Oktaria, toreh prestasi yang membanggakan pada Selasa (03/01/2023). Guru MA Ma’arif NU 1 Cilongok yang saat ini tercatat sebagai mahasiswa Magister Sosiologi Unsoed ini memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti lomba Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas tahun 2023. Sebelumnya, naskah lomba merupakan tugas UAS Manajemen Konflik dan Perubahan Sosial dari Bapak Masrukin.

Ia mengungkapkan, “Pertama bentuk partisipasi saya sebagai guru dibawah naungan Kementerian Agama, kedua saya yang berstatus sebagai mahasiswa S2 di Jurusan Sosiologi Universitas Jenderal Soedirman berpikiran untuk memanfaatkan salah satu tugas-tugas saya di kampus daripada hanya tersusun rapi di laptop maka saya sertakan menjadi sebuah karya ilmiah sebagai bahan mengikuti tersebut. Ketika kesempatan ini dulu pernah datang namun saya abaikan sehingga di kesempatan kedua ini saya beranikan diri untuk mencoba mengembangkan diri, menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, dan meningkatkan motivasi dan profesionalisme saya sebagai seorang guru.”

Lomba Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas ini diselenggarakan dalam rangka serangkaian acara Hari Amal Bhakti Kementerian Agama yang diperingati setiap tanggal 3 Januari. Lomba guru berprestasi tingkat Madrasah Aliyah diikuti oleh guru-guru dari Madrasah Aliyah Negeri dan Swasta di Kabupaten. Adapun jumlah peserta yang mengikuti yaitu dari 21 Madrasah Aliyah.

“Lomba ini dilaksanakan melalui beberapa tahap yakni yang pertama penilaian portofolio dan Karya Tulis Ilmiah pada tanggal 16-24 Desember 2022. Peserta sebelumnya mengirimkan Portofolio dan Karya Tulis Ilmiah pada pengawas madrasah untuk kemudian dilakukan penilaian tahap awal yakni penilaian administrasi. Hasil perolehan dari tahap ini yakni 6 orang yang memperoleh nilai tertinggi dari setiap kategori (Guru MI, Guru MTs, Guru MA) sebagai nominator babak selanjutnya,” ungkap Wendika Oktaria.

Sementara itu, semi final dilaksanakan pada tanggal 24-27 Desember 2022. Nominator yang berjumlah 6 orang akan diverifikasi oleh tim verifikasi. Hasil verifikasi untuk Guru tingkat MA berjumlah 2 orang yakni 1 guru MA Negeri dan 1 Guru MA Swasta. Untuk serangkaian grand final diselenggarakan pada tanggal 29 Desember 2022 bertempat di Gedung MI Negeri 1 Banyumas. sedangkan, untuk penyerahan penghargaan dilakukan pada saat upacara HAB Kemenag ke 77 di MAN 3 Banyumas.

“Nominator dari semi final yang berjumlah 2 orang mempresentasikan karya tulis ilmiahnya dalam waktu 10 menit kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Peserta yang mempresentasikan karya ilmiahnya pada tahap grand final akan mendapatkan nilai tambah jika menguasai Bahasa Arab dan Bahasa Asing. Hasil grand final untuk tingkat Madrasah Aliyah, juara 1 Undri Mursiyam, S.Pd Guru PNS di MAN 1 Banyumas, juara 2 Wendika Oktariani, S.Pd. Guru MA Ma’arif NU 1 Cilongok,” pungkasnya.

Fenomena Mixue-isasi di Indonesia dalam Perspektif Sosiologi

Akhir-akhir ini, Mixue menjelma sebagai fenomena sosial baru di kalangan masyarakat Indonesia. Gerai es krim yang berasal dari kota Zhenghou, Republik Rakyat China (RRC), ini menjadi perbincangan hangat netizen di media sosial, dibuktikan dengan beredarnya meme dan video review di Instagram dan Tiktok. Produk es krim ini digemari oleh banyak kelompok masyarakat, terutama generasi muda.

Pada mulanya, Mixue didirikan pada tahun 1997 oleh Zhang Hongchao ketika masih menjadi mahasiswa. Berawal dari pinjaman uang dari nenek sebagai modal, ia kemudian mendirikan bisnis yang dengan nama “Cold Stream Shaved Ice“. Perjalanan bisnis yang dirintis oleh Zhang Hongchao ini tidak mudah, ia pernah menutup bisnisnya karena penurunan omset. Namun, karena kegigihannya, ia akhirnya menemukan strategi untuk menaikkan penjualan es krim dengan harga lebih murah daripada kompetitornya.

Hingga hari ini, Mixue tercatat mempunyai gerai sebanyak 21.000 lebih di negara China. Saat ini, perusahaan es krim ini tengah gencar melakukan ekspansi (membuka cabang baru) di berbagai negara di Asia, termasuk di Vietnam dan Indonesia. Bahkan, bukan cuma di kawasan ASEAN semata, Mixue juga merambah negara-negara maju di kawasan Asia Timur seperti Korea Selatan dan Jepang.

Usaha waralaba khas Mixue ini apabila kita tarik ke belakang, mirip dengan fenomena McDonald’s atau McD dan Starbuck yang menjadi tanda pengaruh dari globalisasi yang diciptakan oleh Amerika Serikat atau yang popular disebut Amerikanisasi. Dan mungkin saja, apabila fenomena Mixue ini terus dieksiskan oleh masyarakat, akan mendorong terjadinya Mixue-ization (Mixue-isasi). Lalu bagaimana perspektif Sosiologi tentang munculnya fenomena mixue dan kaitannya dengan perilaku konsumtif masyarakat?

Mengkonsumsi barang dan jasa adalah sebuah aktivitas yang lazim dilakukan oleh individu dan masyarakat. Namun, akhir-akhir ini aktivitas konsumsi bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan primer, tapi juga sebagai sarana untuk mengekspresikan desire (keinginan). Dunia konsumsi hari ini menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru untuk dikonsumsi oleh individu.

Dalam konteks fenomena mixue ini, apabila suatu kelompok masyarakat tengah mengkonsumsi dan memperbincangkan sebuah produk, maka kelompok masyarakat lain juga akan berbondong-bondong mengikuti (mengkonsumsi) barang dan jasa tersebut sehingga menjadi tenar. Salah seorang sosiolog postmodern, Jean P. Baudrillard mengungkapkan bahwa konsumerisme merupakan anak kandung dari kapitalisme yang masuk hingga ke dalam jantung masyarakat.

Di era globalisasi, sikap dan tindakan manusia memang sengaja diarahkan oleh rezim globalisasi (pemilik modal) untuk mendukung, menyukseskan kepentingan-kepentingan kaum pemilik modal (pemilik industri).

Aktivitas konsumsi dianggap sebagai heterogenisasi atau homogenisasi kultur global. Homogenisasi dimaknai sebagai kultur lokal yang telah terkooptasi oleh kultur global maupun sebaliknya. Budaya lokal semakin memperlihatkan eksistensi yang dimilikinya budaya global yang berkembang. perubahan aktivitas konsumsi sering dianggap sebagai sebuah hal yang negatif, bahkan menjadi kambing hitam dalam berbagai hal terlebih terdegradasinya kultur lokal, dan budaya nasional, serta budaya global.

Perilaku konsumsi mengalami pergeseran bukan lagi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan, tapi dilakukan berdasarkan dorongan keinginan untuk memperoleh kebahagiaan, mempertahankan eksistensi, mendapat pengakuan dan penghargaan orang lain, dan mengikuti trend yang berkembang dalam masyarakat.

Baudrillard hendak mendekonstruksi dikotomi antara subjek dan objek, dan secara universal, makna tentang kebutuhan. Kita tidak harus membeli (mengkonsumsi) apa yang kita perlukan, tetapi apa yang dilegitimasi oleh simbol atau tanda yang hendaknya kita beli. Bahkan kebutuhan individu sekalipun dipengaruhi dan ditentukan oleh tanda (simbol). Dan realitas yang dilakukan menjadi kesadaran palsu.

Contohnya saat kita membeli Mixue, kita bukan hanya sekadar membeli minuman, tapi juga membeli merek dan citra besar Mixue untuk meningkatkan nilai dan status sosial kita dengan menggunakan objek konsumsi dan menjadikannya sebagai sebuah komoditas (meminjam istilah Marx).

Dalam bukunya yang berjudul “Masyarakat Konsumsi” halaman 32, Jean P. Baudrillard menegaskan bahwa aktivitas konsumsi berlebihan (surplus konsumsi) terhadap barang tambahan yang tidak terlalu penting, karena dengan melakukan tindakan tersebut, individu dan masyarakat dapat mempertahankan eksistensinya.

Menurut teori masyarakat konsumsi Baudrillard, saat ini logika konsumsi masyarakat tidak lagi didasarkan atas exchange value atau use value tapi mengalami pergeseran menjadi symbolic value. Orang bukan lagi mengkonsumsi barang aau objek berdasarkan nilai guna atau nilai tukarnya, tetapi karena nilai simbol/tanda yang melekat, bersifat abstrak dan terkonstruksi. Hal ini dikarenakan beberapa iklan tawaran produk dengan cara menegasikan keperluan konsumen terhadap kelebihan produk, mempengaruhi aspek emosional dan rasa sombong rahasia dalam diri manusia, produk ditawarkan sebagai life style (gaya hidup) dan simbol prestise.

Dari proses tersebut muncul klise dalam diri individu dan masyarakat penggunanya. Dari sini terjadi percampuran antara simulasi dan realitas yang menciptakan hiper realitas dalam masyarakat, yakni sebuah kondisi sosial dimana antara yang nyata dan tidak nyata menjadi satu sehingga menghasilkan ketidakjelasan. Ini yang menyebabkan masyarakat memiliki kemampuan, kesadaran yang rendah untuk mengurai kebutuhan hidup dan menentukan skala prioritas.

Oleh karena itu, penting bagi setiap individu dan masyarakat menumbuhkan kesadaran kritis untuk dapat menentukan skala prioritas, melakukan aktivitas konsumsi sesuai dengan kebutuhannya, dan disesuaikan dengan skala finansial yang lebih bijaksana dan rasional. Bukan berdasarkan atas trend, gaya, simbol, prestis, dan lain sebagainya.

Oleh: Nur Kholis
(Mahasiswa S2 Sosiologi FISIP UNSOED)

Riska Widiyanti, Mahasiswi Pascasarjana Sosiologi Bangun Upaya Pencegahan Kekerasan Seksual di Kampus Melalui SATGAS PPKS

Mahasiswa menjadi aktor penting dalam upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di kampus, merupakan salah satu alasan Riska Widiyanti mahasiswi pascasarjana sosiologi angkatan 2022 untuk bergabung dalam tim satuan tugas (SATGAS) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) UNSOED. Riska menyebut SATGAS PPKS menjadi salah satu upaya untuk mewujudkan lingkungan kampus yang aman, nyaman dan bebas dari kekerasan seksual.

Hal ini sejalan dengan adanya peraturan menteri pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi (Permendikbudristek) Nomor 30 Tahun 2021 tentang PPKS. Dalam rumusan BAB II Pasal 6 Poin (3) huruf b disebutkan mengenai upaya pencegahan KS oleh perguruan tinggi, salah satunya membentuk satuan tugas. Dalam pembentukan SATGAS PPKS keterlibatan unsur mahasiswa menjadi salah satu aspek penting untuk pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di kampus.

Pada keanggotaan SATGAS PPKS, Riska tergabung menjadi Koordinator Divisi Pencegahan dan pengembangan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE). Riska menyebut ranah pencegahan tidak terlepas dari upaya edukasi baik melalui platform media, maupun edukasi dalam lingkungan kampus secara langsung yang menyasar sebagian besar masyarakat kampus.

Sejauh ini, persoalan mengenai kekerasan seksual yang terjadi dalam lingkup perguruan tinggi sebagian besar korbannya adalah mahasiswa. Contohnya dapat dilihat dari banyaknya kasus kekerasan atau pelecehan seksual yang dilakukan oleh dosen kepada mahasiswa, bahkan terjadi di beberapa kampus yang sempat viral di sepanjang tahun 2022. Menurut Riska, hal ini terjadi dikarenakan posisi mahasiswa sebagai salah satu pihak rentan atas adanya relasi kuasa di kampus baik dengan dosen, tenaga kependidikan atau pun dengan sesama mahasiswa lainnya.

Selain Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021, Riska menyebut regulasi mengenai Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual yang menjadi acuan bagi SATGAS PPKS juga tertuang pada Peraturan Rektor UNSOED Nomor 38 Tahun 2021. Menurutnya, PAREK PAKS tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual yang dilakukan terhadap sivitas akademik, tenaga kependidikan dan warga kampus lainnya. Dengan begitu, diharapkan seluruh warga kampus UNSOED tidak ragu untuk melapor kepada SATGAS PPKS jika menemukan atau mengalami tindak kekerasan seksual.

Upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di kampus ini menurut Riska menjadi tantangan besar yang begitu urgent bagi seluruh masyarakat kampus, juga termasuk bagi mahasiswa untuk melatih daya kritis dan kepekaan sosial, agar mau dan mampu memberikan peran kontribusi dalam mengusut persoalan kekerasan seksual di kampus. Selain Riska Widiyanti (Pascasarjana Sosiologi 2022) terdapat Amalia Nur Ramadhani (Pascasarjana Sosiologi 2021) yang tergabung pula dengan Tim Satgas PPKS UNSOED dalam Divisi yang sama.

Hotline Informasi dan Pengaduan KS, Satgas PPKS UNSOED
WhatsApp: 0813 9383 4411
Instagram: satgasppks.unsoed
Email: satgasppks@unsoed.ac.id

Tingkatkan publikasi mahasiswa, prodi sosiologi gelar workshop tugas akhir

Bertempat di Hotel Luminor, Purwokerto, hari Jumat tanggal 29 Oktober 2021, Jurusan Sosiologi Universitas Jenderal Soedirman menyelenggarakan Workshop Tugas Akhir. Acara ini terselenggara berkat kerja sama Jurusan Sosiologi FISIP Unsoed dengan UIN Prof. KH. Syaifuddin Zuhri Purwokerto dan Irwan Abdullah Foundation.

Workshop ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa untuk menulis artikel ilmiah berbasis penelitian. Dengan memahami teknik penulisan tersebut mahasiswa diharapkan memiliki publikasi ilmiah di jurnal nasional maupun internasional. Jumlah publikasi ini nantinya mendukung capaian salah satu indikator akreditasi program studi.

Workshop tersebut dibagi menjadi dua sesi. Pembicara dalam sesi pertama adalah Dr. Saifuddin Zuhri dari UIN Sunan Kalijaga/IAS Foundation yang menyampaikan materi tentang “Menyusun Laporan Penelitian menjadi Laporan Ilmiah” dengan moderator Drs. Hendri Restuadhi, M.Si. Sedangkan untuk sesi kedua, pembicara adalah Mirna Yusuf, S.Ant. dengan materi “Mengonversi Laporan Penelitian menjadi Artikel Ilmiah”. Moderator pada sesi kedua ini adalah Dr. Sulyana Dadan.

Setelah dua sesi paparan disampaikan, mahasiswa peserta yang berasal dari Jurusan Sosiologi Semester VII dan dari UIN Prof. Dr. Syaufuddin Zuhri juga diwajibkan melakukan konsultasi artikel dengan pembicara dan fasilitator. Hal ini diperlukan karena sesuai dengan tujuan workshop ini adalah mahasiswa dapat mengirimkan draft artikel ilmiah pada jurnal yang dituju.

Setelah seluruh rangkaian workshop selesai, dilakukan penyerahan kenang-kenangan kepada dua pemateri oleh Dr. Tyas Retno Wulan selaku Ketua Jurusan Sosiologi dan Dr. Nanang Martono selaku Koordinator Program Studi S1 Sosiologi. Keduanya memberikan penutup bahwa besar harapan workshop ini tidak akan berhenti pada tingkatan pengiriman draft artikel saja, tetapi sesuai dengan luaran workshop diharapkan tercapai peningkatan kualitas dan kuantitas dalam publikasi mahasiswa.

Magister Sosiologi FISIP Unsoed Selenggarakan Lokakarya Evaluasi Kurikulum

Pada hari Senin & Selasa, 11-12 Oktober 2021, bertempat di Hotel Luminor Purwokerto, Magister Sosiologi mengadakan Lokakarya Evaluasi Kurikulum. Kegiatan ini ditujukan untuk melakukan tahap perencanaan, organisasi, kemudian pelaksanaan, dan akhirnya monitoring dan evaluasi terhadap kurikulum yang selama ini digunakan oleh Magister Sosiologi FISIP Unsoed.

Evaluasi kurikulum dapat menyajikan informasi mengenai kesesuaian, efektivitas dan efisiensi kurikulum tersebut terhadap tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan sumber daya, yang mana informasi ini sangat berguna sebagai bahan pembuat keputusan apakah kurikulum tersebut masih dijalankan tetapi perlu revisi atau kurikulum tersebut harus diganti dengan kurikulum yang baru. Evaluasi kurikulum juga penting dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar yang berubah.

Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan melakukan evaluasi atas kurikulum Program Magister Sosiologi yang masih berlakuMemperbaiki mutu kegiatan pembelajaran yang ada pada Program Magister Sosiologi, dan Menghasilkan Rancangan Pembelajaran Semester (RPS) Mata Kuliah-Mata Kuliah Program Magister Sosiologi kegiatan Lokakarya ini melibatkan narasumber Alumnus dan para pengguna alumni dari Program Magister Sosiologi.

Magister Sosiologi Adakan Penyempurnaan Kurikulum

Pada hari Rabu, 24 Februari 2021 dilaksanakan kegiatan penyempurnaan kurikulum PMS (Program Magister Sosiologi) FISIP Unsoed mulai dari pukul 09.00-12.00. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari penyusunan kurikulum baru PMS FISIP Unsoed yang telah mulai dilaksanakan sejak tahun 2020.

Penyusunan kurikulum diawali dengan lokakarya virtual pada tanggal 4 November 2020 bersama dengan para pembicara ahli yaitu Dr. Ida Ruwaida (Ketua Asosiasi Program Studi Sosiologi Indonesia) dan Dr. M. Najib Azca (Departemen Sosiologi Fisipol UGM) beserta beberapa alumni PMS FISIP Unsoed dan para pengguna alumni.

Setelah kegiatan tersebut dilakukan diskusi-diskusi informal untuk menyusun kurikulum baru berdasarkan masukan para ahli, alumni, dan pengguna alumni serta dengan melihat perkembangan kemasyarakatan.

Pada kegiatan tersebut dilakukan pembahasan secara lebih mendalam di Ruang Rapat Kecil FISIP Unsoed oleh tim kurikulum yaitu: Korprodi Magister Sosiologi Dr. Elis Puspitasari, Dr. Masrukin, Dr. Ign. Suksmadi, Dr. Hariyadi, Dr. Sulyana Dadan, dan Dr. Nanang Martono.

Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya rancangan dokumen kurikulum baru untuk Program Studi Magister Sosiologi FISIP Unsoed.

Rahma Isnania, mahasiswa Sosiologi pertama lulus tanpa skripsi

Di awal 2021 mahasiswa Prodi S1 Sosiologi berhasil membuat sejarah baru. Rahma Isnania mahasiswa S1 Sosiologi angkatan 2017 berhasil menjadi mahasiswa pertama yang lulus tanpa skripsi. Rahma lulus dengan “bermodal” dua artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal Sinta 2 dan Sinta 4 di bawah pembimbingan dua dosen yaitu Nanang Martono dan Tri Rini Widyastuti.

Dua artikel tersebut menganalisis cerita-cerita anak yang dimuat dalam buku-buku kumpulan cerita anak KKPK (Kecil-kecil Punya Karya) dan salah satu majalah anak, yaitu majalah Bobo. Kedua hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa hampir semua cerita anak yang dimuat dalam buku kumpulan cerita dan majalah Bobo menampilkan kisah-kisah kehidupan anak-anak dari kelas atas. Cerita yang menggambarkan kehidupan anak-anak kelas atas tersebut seperti: cerita tentang keseruan bertamasya, cerita tentang ayahnya yang bekerja di kantor, liburan ke luar negeri, naik mobil, dan lainnya. Sementara, tidak banyak cerita anak yang menjadikan kisah-kisah kehidupan anak-anak kelas bawah sebagai cerita pokoknya.

Selain diterbitkan di dua jurnal ilmiah, hasil penelitian Rahma juga diterbitkan dalam bentuk buku berjudul “Anak Miskin Dilarang Bercerita: Mengungkap Wacana Kekerasan Simbolik, Kekuasaan, dan Dominasi Kelas Sosial dalam Cerita Anak”. Buku tersebut diterbitkan Raja Grafindo Persada.

Keberhasilannya memublikasikan dua artikel tersebut membawa Rahma menjadi mahasiswa lulus tercepat di angkatannya dengan masa studi 3 tahun 5 bulan. Rahma resmi dinyatakan lulus setelah berhasil mempertahankan hasil penelitiannya dalam ujian akhir secara daring di depan dosen penguji Tri Wuryaningsih pada Senin 8 Februari 2021.

Kebijakan penggantian skripsi dengan artikel ilmiah menjadi kebijakan baru yang diimplementasikan Prodi S1 Sosiologi mulai 2020. Mahasiswa yang berhasil memublikasikan hasil penelitiannya di jurnal Sinta 1-6 atau jurnal internasional berhak lulus tanpa skripsi dan berhak mendapatkan nilai A secara otomatis. Kebijakan ini diambil untuk memotivasi mahasiswa menulis artikel ilmiah yang menjadi salah satu indikator penilaian akreditasi program studi.

Selain Rahma Isnania, ada beberapa mahasiswa sosiologi yang berhasil menyelesaikan studi melalui jalur artikel ilmiah, yaitu: Sintia Margani (Sosiologi 2017), Umi Wuryanti (Sosiologi 2017) , Nafa Izah (Sosiologi 2017), Amalia Nur Ramadhani (Sosiologi 2017) , dan Vina Octaviani (Sosiologi 2017) .

Magister Sosiologi Selenggarakan Kuliah Dosen Tamu Metode Penelitian

Setelah menyelenggarakan kuliah umum Teori-Teori Sosiologi, Magister Sosiologi kembali menyelenggarakan kuliah umum Metode Penelitian. Kuliah umum ini akan dilaksanakan pada hari Kamis, 29 Oktober 2020 pukul 13.00-selesai. Sebagai pembicara adalah Prof. Dr. Irwan Abdullah dari Fakultas Ilmu Budaya UGM dan sebagai moderator adalah Dr. Mintarti dari Jurusan Sosiologi FISIP Unsoed.

Peserta dapat mengikuti kuliah umum Metode Penelitian melalui Zoom Meeting dengan tauran https://zoom.us/j/99077711327 dan meeting id 990 7771 1327

Magister Sosiologi Selenggarakan Kuliah Dosen Tamu Teori-Teori Sosiologi

Magister Sosiologi mengadendakan dua seri kuliah dosen tamu pada bulan Oktober 2020. Seri pertama adalah kuliah dosen tamu untuk mata kuliah teori-teori sosiologi dengan judul “Peta Paradigmatik Teori Sosiologi dan Konsekuensi Metodologisnya”.

Sebagai pembicara dalam kuliah dosen tamu teori-teori sosiologi adalah Prof. Dr. Heru Nugroho yang merupakan Ketua Program Studi S3 Sosiologi UGM dan sebagai moderator adalah Dr. Tyas Retno Wulan yang merupakan Ketua Jurusan Sosiologi Unsoed. Kuliah dosen tamu ini selain ditujukan untuk mahasiswa Magister Sosiologi Unsoed juga ditujukan untuk umum.

Peserta dapat mengikuti kuliah umum tersebut pada hari Jumat, 23 Oktober 2020 Pukul 13.00-selesai melalui zoom meeting di https://zoom.us/j/99077711327 dengan meeting id 990 7771 1327